SUNDĀWANI DPC Jatinangor Resmi Dikukuhkan: “Bubuka Lawangkala” Jadi Gerbang Baru Kebudayaan dan Pembangunan Masyarakat

Posted by : jurnalp1 Juli 21, 2025 Tags : Dpc Sundawani , jatinangor

JATINANGOR, JURNAL PERS86 || Paguyuban SUNDĀWANI DPC Jatinangor secara resmi mengukuhkan keberadaannya melalui sebuah acara seremonial bertajuk “Bubuka Lawangkala keur Balarea” (Pembukaan Gerbang Baru untuk Masyarakat Luas) di Jatinangor. Peresmian ini menandai babak baru bagi gerakan budaya dan sosial di wilayah tersebut, dengan tekad kuat untuk berkontribusi nyata dalam berbagai sektor, meliputi kebudayaan, sosial, ekonomi, olahraga, dan lingkungan, Minggu (20/07/2025).

Tema “Bubuka Lawangkala keur Balarea” dipilih untuk merefleksikan harapan bahwa kehadiran SUNDĀWANI DPC Jatinangor akan menjadi titik tolak bagi lahirnya ruang gerak dan ekspresi yang lebih luas bagi warga, khususnya di Jatinangor, dalam upaya bersama membangun dan memberdayakan nilai-nilai lokal.

Prosesi Adat Penuh Makna dan Penghormatan

Acara diawali dengan penyambutan istimewa bagi tamu kehormatan, yakni Ketua Umum DPP SUNDĀWANI dan Wakil Bupati Kabupaten Sumedang. Keduanya diarak dalam prosesi adat yang meriah dengan kesenian Kuda Renggong, sebuah tradisi lokal yang sarat makna penghormatan dan simbolisasi budaya hidup. Arak-arakan ini mengiringi mereka menuju area utama kegiatan.

Setibanya di lokasi, tamu kehormatan disambut dengan upacara adat Sunda “Lengser”, sebuah prosesi simbolis yang mencakup pengalungan bunga dan penghormatan budaya, melambangkan penerimaan serta restu dari masyarakat adat.

Komitmen dan Visi Organisasi dalam Sambutan Resmi

Setelah prosesi penyambutan, acara dilanjutkan dengan pembukaan spiritual dan simbolis melalui ritual budaya “Bubuka Lawangkala”, di mana rajah atau doa budaya dibacakan sebagai penanda pembukaan gerbang kebersamaan dan langkah awal organisasi SUNDĀWANI di Jatinangor. Semangat nasionalisme dan kekompakan organisasi kemudian dikuatkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, diikuti oleh Mars SUNDĀWANI.

Pendi Anjasmara, Ketua DPC SUNDĀWANI Jatinangor, dalam sambutannya menegaskan komitmen organisasinya. “SUNDĀWANI DPC Jatinangor hadir sebagai wadah kolaborasi bagi seluruh elemen masyarakat. Kami berkomitmen untuk menjadi garda terdepan dalam pelestarian budaya Sunda, sekaligus menjadi motor penggerak pembangunan sosial dan ekonomi di Jatinangor. Mari bersama-sama kita wujudkan Jatinangor yang lebih maju dan berbudaya,” ujarnya penuh semangat.

Sambutan resmi juga disampaikan oleh perwakilan dari DPP SUNDĀWANI, Wakil Bupati Sumedang, tokoh masyarakat Jatinangor, serta Anggota DPRD Kabupaten Sumedang, Bapak Riki Kadarsyah, S.I.Kom. Seluruh sambutan tersebut menjadi platform penting untuk menyampaikan visi, misi, serta harapan besar terhadap eksistensi dan kontribusi paguyuban di masa mendatang.

Momen krusial dalam acara ini adalah penyematan Pataka SUNDĀWANI kepada pengurus DPC Jatinangor. Seremoni ini bukan sekadar formalitas, melainkan simbol tanggung jawab, kehormatan, dan amanah untuk menjaga nilai-nilai organisasi serta membawa kebermanfaatan nyata bagi masyarakat.

Perpaduan Seni Budaya dan Dialog Konstruktif

Setelah acara inti, suasana dimeriahkan dengan beragam penampilan seni budaya tradisional dan kontemporer yang memukau, antara lain: Etnik Percussion dari Ismaya & FIB Unpad yang menampilkan kolaborasi musik modern dan etnik, Karinding Pancaraksa dari Komunitas Karinding Jatinangor sebagai representasi musik akar Sunda, Tarawangsa dari Jatinangor Desa Cikeruh, Tari Jaipongan sebagai ekspresi budaya, Pencak Silat yang menunjukkan warisan bela diri, serta Seni Bangreng sebagai hiburan yang merekatkan kebersamaan warga.

Di tengah rangkaian acara, panitia juga menyediakan waktu khusus untuk sholat Ashar, menunjukkan penghormatan terhadap nilai-nilai religius dalam masyarakat.

Kegiatan dilanjutkan dengan Sesi Dialog Budaya yang menghadirkan pandangan dari berbagai tokoh mengenai peran penting organisasi budaya di era modern. Dialog ini menjadi ruang diskusi yang konstruktif untuk berbagi gagasan, kritik membangun, dan merumuskan harapan kolaboratif antara SUNDĀWANI, pemerintah, dan masyarakat sipil.

Sebagai penutup, seluruh tamu undangan, pengurus, tokoh, dan masyarakat yang hadir mengikuti sesi ramah tamah dan silaturahmi. Momen ini tidak hanya mempererat hubungan antarwarga, tetapi juga menjadi sarana konsolidasi gerakan budaya untuk masa depan.

SUNDĀWANI Jatinangor: Penggerak Perubahan Positif

Peresmian ini bukan merupakan akhir, melainkan awal dari gerak besar Paguyuban SUNDĀWANI DPC Jatinangor. Kehadiran organisasi ini diharapkan tidak hanya menjadi simbol, tetapi benar-benar menjadi penggerak yang menanamkan nilai-nilai gotong royong, kebersamaan, pelestarian budaya, serta pemberdayaan masyarakat secara holistik.

Terdapat harapan besar bahwa SUNDĀWANI Jatinangor akan menjadi ruang yang mampu memberikan warna baru, manfaat konkret, serta arah perjuangan yang positif bagi masyarakat Jatinangor, baik dari aspek kultural, sosial, maupun ekonomi.

 

RELATED POSTS
FOLLOW US