Sumedang, Jurnal Pers86 || Dini (44), warga Dusun Kebon Hui, Desa Margajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, tengah menghadapi dilema. Setelah melunasi seluruh hutang pinjamannya di Bank Mandiri Jatinangor, ia kesulitan untuk mengambil kembali jaminan yang dititipkan.
Dini menjelaskan bahwa ia telah melunasi semua kewajiban finansial nya sesuai jadwal setelah suaminya meninggal dunia. Namun, saat hendak mengambil kembali jaminan tersebut, ia justru dihadapkan pada proses yang berbelit-belit dan mempersulit.
“Saya sudah lunasi semua hutang sesuai jadwal. Setelah suami saya meninggal, saya langsung lunasi sisa hutangnya,” ungkap Dini. “Tapi saat saya mau ambil jaminannya, pihak Bank Mandiri malah mempersulit prosesnya.”
Lebih lanjut, Dini mengaku tidak mengetahui keberadaan jaminan tersebut. Pihak Bank Mandiri sendiri belum memberikan penjelasan yang memuaskan mengenai hal ini.
“Saya tidak tahu apakah jaminan saya masih ada atau sudah hilang. Bank Mandiri belum memberikan penjelasan yang memuaskan,” tambah Dini.
Dini berharap pihak Bank Mandiri dapat segera menyelesaikan permasalahan ini dan mengembalikan jaminan miliknya. Ia juga berharap kasus ini dapat menjadi perhatian bagi pihak berwenang agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Edi Sutiyo, Ketua DPD Gerakan Advokat dan Aktivis Propinsi Jawa Barat, menyampaikan keprihatinannya terkait ketidakprofesionalan Bank Mandiri Jatinangor dalam menangani masalah ini. Menurut Edi, nasabah telah memenuhi semua kewajibannya, namun haknya untuk mendapatkan kembali jaminan yang dititipkan belum terpenuhi.
Awak media telah mencoba menghubungi pihak Bank Mandiri untuk mendapatkan klarifikasi terkait masalah ini, namun hingga berita ini diturunkan belum mendapat respon. (Red)
