Kapolda Jabar Raih Gelar Doktor Lewat Disertasi ‘Cerita dari Mesuji’, Paparkan Kondisi Polisi di Tengah Konflik: Studi Mendalam yang Menggugah

Posted by : jurnalp1 November 4, 2025 Tags : Gelar doktor , Kapolda Jabar

BANDUNG, JURNAL PERS86 || Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat, Irjen Rudi Setiawan, berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Cerita dari Mesuji: Studi Fenomenologi tentang Menjadi Polisi di Daerah Konflik” di Universitas Airlangga, Senin (3/11/2025). Dengan penuh keyakinan, Irjen Rudi memaparkan hasil penelitiannya di hadapan para penguji, yang mengupas tuntas dinamika menjadi seorang polisi yang profesional, bertanggung jawab, dan berintegritas di wilayah konflik seperti Mesuji.

Mesuji, bagi sebagian orang mungkin hanya sebuah nama di peta perbatasan Lampung dan Sumatera Selatan. Namun, bagi Irjen Rudi, Mesuji adalah ruang hidup yang kompleks, tempat konflik agraria, trauma sejarah, dan pergumulan identitas sosial berbaur dalam keseharian polisi dan warga.

Melalui pendekatan fenomenologi Edmund Husserl, disertasi ini mengajak kita menyelami pengalaman para polisi di Mesuji. Bukan sekadar memahami profesi mereka, tetapi juga menelusuri kesadaran mereka dalam menghadapi dunia yang penuh paradoks (Lebenswelt).

“Lebenswelt, atau dunia kehidupan, merujuk pada pengalaman hidup sehari-hari yang diterima begitu saja oleh individu,” jelas Irjen Rudi. Ia menambahkan bahwa fenomenologi Husserl berupaya memahami pengalaman otentik subjek tanpa prasangka atau reduksi yang terburu-buru.

Dalam konteks Mesuji, dunia hidup polisi bukan hanya tentang institusi dan peraturan. Lebih dari itu, mereka harus menghadapi masyarakat yang mungkin tidak melihat mereka sebagai pelindung, melainkan sebagai bagian dari kekuasaan yang gagal memahami identitas dan martabat warga asli Mesuji.

Disertasi ini juga menyoroti bagaimana polisi di Mesuji hidup di antara dua tarikan besar: sebagai penegak hukum dan simbol negara, serta sebagai individu yang bergulat dengan rasa sepi, terancam, dan dilema moral. Mereka menghadapi masyarakat yang seringkali lebih percaya pada kekerasan daripada hukum.

Irjen Rudi menggambarkan kesadaran polisi di Mesuji yang terusik oleh masyarakat yang terbelah, klaim lahan yang diperebutkan, premanisme, jaringan narkoba, korporasi besar, serta keterbatasan sarana dan rasa aman.

Dalam perspektif fenomenologi, identitas bukanlah sesuatu yang tetap, melainkan konstruksi kesadaran yang terus berubah melalui interaksi dan refleksi diri. Identitas personal polisi Mesuji tumbuh dari pengalaman keseharian yang penuh ambiguitas, antara panggilan moral dan tekanan struktural, antara keinginan melayani dan rasa ditolak.

Identitas profesional mereka dibentuk oleh norma institusional, namun norma itu seringkali harus diterjemahkan secara kontekstual di Mesuji. Sementara itu, identitas sosial polisi di Mesuji terbangun dalam relasi yang penuh ketegangan dengan masyarakat, di mana mereka dilihat sebagai figur ambivalen.

“Ketika seorang polisi berhadapan dengan seorang warga asli Mesuji yang menggantungkan hidupnya pada sebidang tanah yang dianggap ‘milik negara’, dia sesungguhnya berhadapan dengan cermin dirinya sendiri,” ungkap Irjen Rudi. “Dalam momen itu, dunia hidupnya menampakkan wajah paling jujur dari realitas sosial di Indonesia: ketimpangan, alienasi, dan pencarian rumit tentang legitimasi moral.”

RELATED POSTS
FOLLOW US