Bau Menyengat dan Air Sumur Tercemar: Warga Haurngombong Tuntut Solusi, PT HANA/BGR Tunggu Hasil Lab 14 Hari

Posted by : jurnalp1 September 27, 2024 Tags : Desa Haurngombong , LH sumedang , Limbah

Haurngombong, Jurnal Pers86 || Keluhan warga Desa Haurngombong terkait limbah industri kembali mencuat. Kali ini, warga di Kampung Warung Kawat RT 01 RW 03 mengeluhkan bau menyengat yang tercium selama hampir seminggu. Bau tersebut diyakini berasal dari limbah cair pengolahan ubi yang dibuang oleh salah satu pabrik di sekitar desa, diduga berasal dari PT HANA atau BGR.

“Bau limbahnya sangat menyengat, seperti bau spiteng,” ungkap salah seorang warga pada Kamis (26/09/2024). “Sudah hampir seminggu bau ini tidak hilang, membuat kami tidak nyaman dan khawatir akan kesehatan.” Warga menduga sumber bau tersebut berasal dari air limbah pabrik pengolahan ubi yang dibuang ke bak penampungan di dekat permukiman mereka.

Dampak buruk limbah ini juga dirasakan oleh Ibu Maryani, warga lainnya, yang mengeluhkan tercemarnya air sumurnya. “Mungkin harapan saya mewakili orang tua terutamanya, karena adanya dampak limbah ini, kemungkinan adanya kebocoran dari PT HANA atau yang saya tahu mah adalah BGR,” ungkapnya. Ibu Maryani berharap air sumurnya dapat digunakan kembali seperti semula, karena sudah bertahun-tahun digunakan dan kini tidak bisa dipakai sama sekali.

Air sumur Ibu Maryani tidak bisa digunakan untuk minum atau mencuci beras karena masih kotor. “Bukan tidak berterimakasih karena ada itikad baik dari perusahaan yang sudah mengasih air bersih untuk sementara, cuma itu pun airnya tidak sebersih air sumur yang dulu orang tua saya pakai,” jelasnya. Ibu Maryani berharap solusi terbaik dapat ditemukan agar tidak ada lagi limbah yang keluar atau bau yang mengganggu.

Ibu Maryani juga berencana akan membawa sampel air yang tercemar ke laboratorium untuk memastikan kebenaran asal limbah yang mencemari air sumurnya.

Pihak perusahaan, melalui Bapak Edi, menyatakan bahwa belum bisa dipastikan apakah limbah tersebut berasal dari pabrik. “Ini harus disimpulkan dari kualitas airnya, apakah berbeda atau tidak,” ujar Bapak Edi pada Jumat (27/09/2024). “Menurut saya ini bau spiteng, kalau disini mah di pabrik bau nya seperti aroma lahang.”

Bapak Edi juga menjelaskan bahwa sistem pengolahan limbah di pabrik sudah cukup dan tidak ada yang kurang karena menggunakan sistem biologi. “Setiap hari diberi obat dua botol sehari selama tiga puluh hari,” jelasnya. “Nah nanti kita menunggu hasil dari LAB selama 14 hari supaya hasil nya bisa diketahui terkait kemarin limbah yang dibuang.”

Terkait adanya aroma tak sedap atau bau yang dikeluhkan warga Kampung Warung Kawat ketika air limbah dibuang ke penampungan, Bapak Edi juga menjelaskan bahwa sebelumnya air tersebut terhalang oleh ubi jadi air bekas pencucian Ubi ketika terpendam terhalang sehingga terjadi fermentasi dan menimbulkan bau. “Tadinya ini terpendam ketika membuang air ke penampungan pasti menjadi bau,” ungkapnya.

Terkait tercemarnya air sumur Ibu Maryani, Bapak Edi menyatakan bahwa belum bisa dipastikan apakah tercemar oleh limbah dari pabrik atau bukan. “Setelah di telusuri kan itu dekat spiteng bisa saja itu dari spiteng tersebut karena hasil investigasi tadi bahwa sumur dengan spiteng tersebut berdekatan jaraknya,” jelasnya. “Jadi info ini jangan sampai kemana mana melebar dan untuk kebuktian nya juga belum bisa di pastikan karena begini kan ini sudah 10 tahun berjalan pabrik ini belum ada pernah ada kasus seperti ini.”

Menanggapi keluhan warga, tim gabungan dari Dinas Lingkungan Hidup (LH), Polsek Pamulihan, Koramil (diwakili Babinsa), Kasi Trantib Kecamatan Pamulihan, dan Pemerintah Desa Haurngombong telah turun ke lokasi pabrik untuk mengecek langsung sistem pengolahan limbah dan kebenaran air limbah yang mencemari air sumur warga. Tim LH juga telah mengutus pihak BINALAB untuk mengambil sampel air untuk diperiksa di laboratorium guna memastikan apakah limbah tersebut berasal dari pabrik atau bukan. Hasil pemeriksaan laboratorium ini akan menjadi dasar untuk menentukan langkah selanjutnya dalam penanganan masalah limbah di Desa Haurngombong.

Warga berharap masalah ini segera ditindaklanjuti dan diselesaikan agar mereka dapat kembali menikmati lingkungan yang bersih dan sehat. (Red)

 

RELATED POSTS
FOLLOW US